KPK Bercerita : Di Tengah Krisis Petani Bicara

Keluarahan Batupanga, 25 September 2025 – Dalam semangat Hari Tani Nasional, Kelompok Tani Kampung (KPK) menggelar perayaan bertajuk “KPK Bercerita”, sebuah forum reflektif yang menandai satu tahun perjalanan KPK sebagai wadah perjuangan petani pedesaan, sekaligus meresmikan Rumah Tani sebagai pusat belajar dan kolaborasi komunitas.

Acara ini menjadi ruang berbagi pengalaman, harapan, dan transformasi, dengan sorotan utama pada kisah inspiratif Papa Keni, seorang petani yang telah melewati perjalanan panjang dari pertanian konvensional menuju pertanian organik/Alami yang berkelanjutan.

Menyemai Perubahan dari Tanah Sendiri
Dalam sesi “KPK Bercerita”, Papa Keni mengisahkan awal mula ia bergantung pada pupuk kimia, yang sempat membuat tanahnya kehilangan kesuburan, serta ongkos yang cukup mahal, ”Saya ingat betul tanah lahan saya begitu keras karena keseringan di pupuk kimia, bahkan harus mengoplos berbagai merek pestisida agar bisa berefek ke tanaman, namun hasil begitu-begitu saja, kadang tidak cukup untuk di rumah” tuturnya.

Namun, titik balik datang ketika ia mulai mencoba metode organik. Dengan keberanian dan ketekunan, ia perlahan meninggalkan pupuk kimia dan mulai meracik pupuk alami dari bahan-bahan sekitar. “Hasilnya bukan hanya panen yang lebih sehat, tapi juga tanah yang kembali hidup, pengeluaran sedikit, dan tidak lagi ketergantungan pada bos pupuk.” Kata Papa Keni di sela-sela diskusi.

Kini, Papa Keni menjadi inspirasi bagi banyak petani muda di kampungnya. Ia aktif membagikan ilmunya dan mendorong praktik bertani yang ramah lingkungan dan berbasis kearifan lokal.

Papa Keni adalah arus balik dari kepungan krisis dan ketergantungan, menuju kedaulatan atas diri sendiri melalui konsep pertanian Alami.

******

Dalam sesi ini juga, Peresmian Rumah Tani menjadi momen penting dalam acara ini. Rumah Tani dirancang sebagai ruang terbuka bagi petani, pemuda, dan komunitas untuk belajar bersama, berdiskusi, dan mengembangkan inovasi pertanian yang adil dan berkelanjutan.

“Rumah Tani bukan hanya bangunan, tapi simbol harapan dan tempat tumbuhnya gerakan tani yang berpihak pada alam dan manusia,” ujar salah satu pengurus KPK.

Kelompok Tani Kampung (KPK) genap berusia satu tahun. Dalam waktu singkat, KPK telah menjadi ruang kolektif yang mempertemukan petani, pemuda, dan pendamping dari berbagai latar belakang. Melalui kegiatan pelatihan, diskusi, dan advokasi, KPK terus mendorong pertanian yang berdaulat dan berbasis komunitas.

Acara ini juga turut dihadiri oleh berbagai komunitas tani pedesaan dan lembaga pendamping seperti LIAR, WALHI, dan JAPPA, yang turut memperkuat gerakan ini.

Terakhir harapan bersama dari sesi forum ini, ‘senantiasa petani pedesaan terus lantang bersuara, membangun kekuatan dari akar rumput, mampu berdaya, mandiri dan berdaulat atas tanah dan input pertanian selama proses bertani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup